Foto pixabay. Secara bahasa, mahfudzot berasal dari kata "hafadza-yahfadzu" yang berarti menjaga atau sesuatu yang terjaga. Sedangkan secara istilah, mahfudzot adalah kalimat-kalimat yang harus dihafalkan agar tetap terjaga. Sebagai mata pelajaran, mahfudzot berisi kalimat-kalimat bijak yang berasal dari hasil karya tokoh terkemuka. Situasikeluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua dan saudara, bimbingan orangtua, dukungan orangtua, sangat mempengaruhi prestasi belajar anak. 2) Sekolah teman sekolah, rasio jumlah murid per kelas, juga mempengaruhi anak dalam proses belajar. 3) Masyarakat Kelas/ Semester : II / 1 Tema : Allah Maha Pencipta Sub Tema : Al-Khaliq Alokasi Waktu : 10 Menit A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu mendemostrasikan pelafalan Al-Khaliq dengan benar. 2. Siswa mampu menyebutkan makna Al-Khaliq dengan benar. 3. Siswa mampu mengetahui benda-benda ciptaan Allah yang ada di langit dan di bumi. 4. cash. خُطْبَةُ قُسٍّ بْنِ سَاعَدَةَ الأَيَادِيِّ المتوفّى قُبَيْلَ الْبِعْثَةِ فِي سُوْقِ عُكَاظٍ Kuliah Quss bin Sa’adah Al Ayadi Wafat Sebelum Kenabian Di Pasar Ukkadz أَيُّهَا النَاسُ اسْمَعُوْا وَعُوْا، مَنْ عَاشَ مَاتَ، وَمَنْ مَاتَ فَاتَ، وَكُلُّ مَا هُوَ آتٍ آتٍ، لَيْلٌ دَاجٍ وَنَهَارٌ سَاجٍ، وَسَمَاءُ ذَاتُ أَبْرَاجٍ، وَنُجُوْمٌ تَزْهَرُ، وَبِحَارٌ تَزْخَرُ، وَجِبَالٌ مُرْسَاةٌ، وَأَرْضٌ مُدْحَاةٌ، وَأَنْهَارٌ مُجْرَاةٌ، وَإِنَّ فيِ السَمَاءِ لَخِبَرًا وَإِنَّ فيِ الأَرْضِ لَعِبَرًا، مَا بَالُ النَاسِ يَذْهَبُوْنَ وَلاَ يَرْجِعُوْنَ؟ أَرَضُوْا فَأَقَامُوْا؟ أَمْ تُرِكُوْا فَنَامُوْا؟ يُقْسِمُ قُسٌّ بِاللّٰهِ قَسَمًا لاَ إِثْمَ فِيْهِ إِنَّ لِلّٰهِ دِيْنًا هُوَ أَرْضَى لَكُمْ وَأَفْضَلُ مِنْ دِيْنِكُمْ الَّذِيْ أَنْتُمْ عَلَيْهِ إِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ مِنَ الأَمْرِ مُنْكَرًا. وَيُرْوَى أَنَّ قُسًّا بَعْدَ ذلِكَ يَقُوْلُ فيِ الذَاهِبِيْـــنَ الأَوَّلِيْنَ مِنَ القُرُوْنِ لَنَــا بَصَائِرْ لَمَّـــا رَأَيْتُ مَوَارِدًا لِلْمَوْتِ لَيْسَ لَهَا مَصَادِرْ وَ رَأَيْتُ قَوْمِي نَحْوَهَا يَمْضِي الأَكَابِرَ وَالأَصَاغِرْ لاَ يَرْجِعُ المَاضِي إِلَيَّ مَ وَلاَ مِنَ البَــاقِيْنَ غَابِرْ أَيْقَنْتُ أَنِّي لاَ مُحَــا لَةَ حَيْثُ صَارَ القَوْمُ صَائِرْ Tafsiran Aduhai manusia! Dengarkanlah dan pahamilah, siapa nan hidup tentu akan antap, dan mana tahu nan lengang pasti sirna, dan semua yang datang, pasti akan menclok. Lilin lebah nan berawan, siang yang terang, langit yang bergugusan tanda jasa, tanda jasa berkerlap-kedip, besar mengalun, gunung-ardi terpancang kokoh, bumi terhampar, dan sungai-sungai yang mengalir. Sesunguhnya di langit ada pelajaran dan senyatanya di dunia terserah nasehat. Apa yang terjadi pada banyak bani adam yang pergi dan enggak pun? Apakah mereka demen lampau di dalam kuburan lalu menetap? Atau mereka ditinggal di sana kemudian tidur? Quss bersumpah kepada Almalik nan tidak suka-suka dosa di dalamnya. Sesungguhnya Allah memiliki agama yang bertambah Engkau ridhai cak bagi kalian dan lebih utama berpunca agama yang kalian anut. Kalian betul-betul melakukan perkara mungkar. Dan diriwayatkan bahwa Quss setelah itu berucap Pada cucu adam-makhluk penting yang telah pergi… dari generasi sebelumnya ada kursus bagi kita. Saat aku meluluk urut-urutan-jalan… menuju kematian yang enggak berujung pangkal. Aku mengaram kaumku, baik besar maupun katai, semuanya menuju ke sana. Tidak akan kembali hari yang telah ajal kepadaku… tidak ada yang abadi dari khalayak yang masih hidup sekarang. Aku berpengharapan dengan pasti bahwa aku… akan menuju ke tempat yang telah dituju semua makhluk. Syarah / Penjelasan dan Kesimpulan Quss bin Sa’adah al-Ayaadii adalah seorang penyair hidup lega masa sebelum diutusnya Utusan tuhan Muhammad SAW sebagai seorang Rasul pra-kenabian, kamu merupakan penyair yang diyakini masih menyambut setia ketauhidan beriktikad akan adanya Sang pencipta yang Esa, berkepastian akan adanya hari akhirat. Dikatakan bahwa Quss adalah cucu adam pertama yang menunggangi istilah Amma ba’du’ intern berpidato, selain itu dikatakan sekali lagi bahwa ia adalah anak adam nan permulaan kali berdasar pada tongkat atau syamsir momen mengasihkan kuliah atau khutbah. Quss dikenal pula sebagai individu bijak, karena itu, tinggal insan-orang Arab camar lamar Quss untuk menjadi hakim tatkala terjadi pertikaian antara mereka, ketika itu Quss pelahap berfirman “Pembuktian yaitu beban atas orang yang mendakwa penggugat, sedangkan sumpah adalah pikulan lakukan tergugat yang mengingkari tuduhan atasnya.”, itulah prinsip yang dipakai makanya Quss kerjakan menegakkan hukum di kalangan kaumnya ketika itu, sehingga jika cak semau turunan yang ingin mendakwa anak adam enggak, maka kamu harus gemuk membuktikan kebenaran dakwaannya tersebut, sementara itu pihak terdakwa lagi kiranya bersumpah untuk mengingkari pengaduan atasnya. Pelajaran Ki kenangan membuktikan bahwa lain cak semau keabadian di dunia ini, sekuat apapun kaum atau generasi yang pernah ada sejak diciptakannya dunia ini, semuanya sudah pergi menemui kematian, tak suka-suka yang mampu bertahan hingga periode ini. Maka kita yang detik ini masih semangat di dunia ini mudahmudahan mencatat peristiwa ini, sehingga kita pun moga mempersiapkan diri kita untuk menuju ke tempat hayat kita selanjutnya darul baka. Perkenalan awal sendi transliterasi Quss bin Sa’idah, isma’u wa’uu, pasar ukaz, man aasya maata, kullu ma huwa aatin aatin. Sebagian dari Mahfuzhat kelas 1 KMI ini sudah kami beri penjelasan syarah yang dapat mempermudah kita dalam memahami maknanya. Syarah/penjelasan tersebut, bisa dibaca dengan mengakses link-link yang sudah kami cantumkan di dalam artikel ini. Selamat menikmati. Mahfuzhat Kelas 1 KMI Beserta Arti dan Cara Membacanya 1. مَنْ سَارَ عَلىَ الدَّرْبِ وَصَلَ Man saara alad darbi washala Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah ia 2. مَنْ جَدَّ وَجَدَ Man jadda wajada Barang siapa bersungguh-sungguh, dapatlah ia. 3. مَنْ صَبَرَ ظَفِرَ Man shabara zafira Barang siapa bersabar beruntunglah ia. 4. مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ قَلَّ صَدِيْقُهُ Man qalla shidquhu qalla shadiiquhu Barang siapa sedikit benarnya/kejujurannya, sedikit pulalah temannya. 5. جَالِسْ أَهْلَ الصِّدْقِ وَالوَفَاءِ Jaalis Ahlash shidqi wal wafaa-i Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji. 6. مَوَدَّةُ الصَّدِيْقِ تَظْهَرُ وَقْتَ الضِّيْقِ Mawaddatush shadiiqi tazharu waqtad dhiiqi Kecintaan/ketulusan teman itu, akan tampak pada waktu kesempitan. 7. وَمَا اللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَّعَبِ Wa mal ladzzatu illa ba’dat ta’bi Tidak kenikmatan kecuali setelah kepayahan. 8. الصَّبْرُ يُعِيْنُ عَلىَ كُلِّ عَمَلٍ As-Shabru yu’iinu ala kulli amalin Kesabaran itu menolong segala pekerjaan. 9. جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا Jarrib wa laahizh takun aarifan Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kau jadi orang yang tahu. 10. اُطْلُبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلىَ اللَّحْدِ Uthlubil ilma minal mahdi ilal lahdi Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur. ********* ********* 11. بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ Baidhatul yaumi khairun min dajaajatil ghadi Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari. 12. الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ Al-Waqtu atsmanu minadz dzahabi Waktu itu lebih mahal daripada emas. 13. العَقْلُ السَّلِيْمُ فيِ الجِسْمِ السَّلِيْمِ Al-Aqlus saliimu fil jismis saliimi Akal yang sehat itu terletak pada badan yang sehat. 14. خَيْرُ جَلِيْسٍ فيِ الزَّمَانِ كِتَابٌ Khairu jaliisin fiz zamaani kitaabun Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku. 15. مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ Man yazra’ yahshud Barang siapa menanam, pasti akan memetik mengetam. 16. خَيْرُ الأَصْحَابِ مَنْ يَدُلُّكَ عَلىَ الخَيْرِ Khairul ashaabi man yadulluka alal khairi Sebaik-baik teman itu ialah yang menunjukkan kamu kepada kebaikan. 17. لَوْلَا العِلْمُ لَكَانَ النَّاسُ كَالبَهَائِمِ Laulal ilmu lakaanan naasu kal bahaa-imi Seandainya tiada berilmu niscaya manusia itu seperti binatang. 18. العِلْمُ فِي الصِّغَرِ كَالنَّقْشِ عَلَى الحَجَرِ Al-ilmu fish shighari kan naqsyi alal hajari Ilmu pengetahuan di waktu kecil itu, bagaikan ukiran di atas batu. 19. لَنْ تَرْجِعَ الأَيَّامُ الَّتِيْ مَضَتْ Lan tarji’al ayyamul latii madhat Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu. 20. تَعَلَّمَنْ صَغِيْرًا وَاعْمَلْ بِهِ كَبِيْرًا Ta’allaman shaghiiran wa’mal bihii kabiiran Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar. ********* ********* 21. العِلْمُ بِلَا عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلَا ثَمَرٍ Al-ilmu bilaa amalin kasy syajari bilaa tsamarin Ilmu tanpa pengamalan bagaikan pohon tak berbuah. 22. الاتِّحَادُ أَسَاسُ النَّجَاحِ Al-ittihaadu asaasun najaahi Persatuan adalah pangkal keberhasilan. 23. لاَ تَحْتَقِرْ مِسْكِيْنًا وَكُنْ لَهُ مُعِيْنًا Laa tahtaqir miskiinan wa kun lahu mu’iinan Janganlah engkau menghina orang miskin, akan tetapi jadilah penolong baginya. 24. الشَّرَفُ بِالأَدَبِ لَا بِالنَّسَبِ As-Syarafu bil adabi laa bin nasabi Kemuliaan itu adalah dengan adab budi pekerti, bukan dengan keturunan. 25. سَلَامَةُ الإِنْسَانِ فيِ حِفْظِ اللِّسَانِ Salaamatul insaani fii hifzhil lisaani Keselamatan manusia itu dalam menjaga lidahnya perkataannya. 26. آدَابُ المَرْءِ خَيْرٌ مِنْ ذَهَبِهِ Aadaabul mar-i khairun min dzahabihi Adab seseorang itu lebih baik lebih berharga daripada emasnya. 27. سُوْءُ الخُلُقِ يُعْدِي Suu-ul khuluqi yu’dii Kerusakan budi pekerti itu menular. 28. آفَةُ العِلْمِ النِّسْيَانُ Aafatul ilmin nis-yaanu Bencana ilmu itu adalah lupa. 29. إِذَا صَدَقَ العَزْمُ وَضَحَ السَّبِيْلُ Idzaa shadaqal azmu wadhahas sabiilu Jika benar kemauannya niscaya terbukalah jalannya. 30. لاَ تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ فَلِكُلِّ شَيْئٍ مَزِيَّةٌ Laa tahtaqir man duunaka fa likulli syai-in maziyyatun Jangan menghina seseorang yang lebih rendah daripada kamu, karena segala sesuatu itu mempunyai kelebihan. ********* ********* 31. أَصْلِحْ نَفْسَكَ يَصْلُحْ لَكَ النَّاسُ Ashlih nafsaka yashluh lakan naasu Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-orang lain akan baik padamu. 32. فَكِّرْ قَبْلَ أَنْ تَعْزِمَ Fakkir qabla an ta’zima Berpikirlah dahulu sebelum kamu berkemauan merencanakan. 33. مَنْ عَرَفَ بُعْدَ السَّفَرِ اسْتَعَدَّ Man arafa bu’das safari ista’adda Barangsiapa tahu jauhnya perjalanan, bersiap-siaplah ia. 34. مَنْ حَفَرَ حُفْرَةً وَقَعَ فِيْهَا Man hafara hufratan waqa’a fiihaa Barang siapa menggali lobang untuk menjebak orang lain, akan terperosoklah ia ke dalamnya. 35. عَدُوٌّ عَاقِلٌ خَيْرٌ مِنْ صَدِيْقٍ جَاهِلٍ Aduwwun aaqilun khairun min shadiiqin jaahilin Musuh yang pandai, lebih baik daripada teman yang bodoh. 36. مَنْ كَثُرَ إِحْسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ Man katsura ihsaanuhu katsura ikhwaanuhu Barangsiapa banyak perbuatan baiknya, banyak pula lah temannya. 37. اِجْهَدْ وَلاَ تَكْسَلْ وَلاَ تَكُ غَافِلًا فَنَدَامَةُ العُقْبىَ لِمَنْ يَتَكاَسَلُ Ijhad wa laa taksal wa laa taku ghaafilan, fa nadaamatul uqbaa liman yatakaasalu Bersungguh-sungguhlah dan janganlah bermalas-malasan dan jangan pula lengah, karena penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas. 38. لاَ تُؤَخِّرْ عَمَلَكَ إِلىَ الغَدِ مَا تَقْدِرُ أَنْ تَعْمَلَهُ اليَوْمَ Laa tu-akkhir amalaka ilal ghadi maa taqdiru an ta’malahul yauma Janganlah mengakhirkan hingga esok hari pekerjaanmu yang kamu dapat mengejakannya pada hari ini. 39. اُتْرُكِ الشَّرَّ يَتْرُكْكَ Utrukis syarra yatrukka Tinggalkanlah kejahatan, niscaya ia kejahatan itu akan meninggalkanmu. 40. خَيْرُ النَّاسِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَأَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ Khairunnaasi ahsanuhum khuluqan wa anfa’uhum lin naasi Sebaik-baik manusia itu adalah yang paling baik budi pekertinya dan yang paling bermanfaat bagi manusia. ********* ********* 41. فيِ التَّأَنِّي السَّلاَمَةُ وَفِي العَجَلَةِ النَّدَامَةُ Fit ta-annis salaamatu wa fil ajalatin nadaamatu Di dalam kehati-hatian itu adanya keselamatan, dan di dalam ketergesa-gesaan itu adanya penyesalan. 42. ثَمْرَةُ التَّفْرِيْطِ النَّدَامَةُ وَثَمْرَةُ الحَزْمِ السَّلَامَةُ Tsamratut tafriithin nadaamatu wa tsamratul hazmis salaamatu Buah kecerobohan itu adalah penyesalan, sedangkan buah kecermatan itu adalah keselamatan. 43. الرِّفْقُ بِالضَّعِيْفِ مِنْ خُلُقِ الشَّرِيْفِ Ar-rifqu bid dha’iifi min khuluqis syariifi Berlemah lembut kepada orang yang lemah itu adalah salah satu perangai orang yang mulia terhormat. 44. فَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا Fa jazaa-u sayyiatin sayyiatun mitsluhaa Balasan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang sama dengannya. 45. تَرْكُ الجَوَابِ عَلىَ الجَاهِلِ جَوَابٌ Tarkul jawaabi alal jaahili jawabun Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh itu adalah sebuah jawaban. 46. مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ Man adzuba lisaanuhu katsura ikhwaanuhu Barang siapa manis tutur katanya perkataannya banyaklah temannya. 47. إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الكَلَامُ Idzaa tammal aqlu qallal kalaamu Apabila akal seseorang telah sempurna, maka sedikitlah bicaranya. 48. مَنْ طَلَبَ أَخًا بِلَا عَيْبٍ بَقِيَ بِلَا أَخٍ Man thalaba akhan bilaa aibin baqiya bilaa akhin Barang siapa mencari teman yang tidak bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai teman. 49. قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا Qulil Haqqa walau kaana murran Katakanlah yang benar itu, walaupun ia pahit. 50. خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ Khairu maalika maa nafa’aka Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu. Lihat juga Mahfudzot Kelas 1 KMI Gontor dan Artinya Lengkap Teks dan Audio ********* 51. خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَاطُهَا Khairul umuuri awsaathuhaa Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahannya yang sedang saja. 52. لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ Likulli maqaamin maqaalun, wa likulli maqaalin maqaamun Untuk tiap-tiap tempat itu ada kata-katanya yang tepat, dan untuk setiap kata itu ada tempatnya yang tepat. 53. إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ Izaa lam tastahyi fashna’ maa syi’ta Apabila engkau tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu apa yang engkau kehendaki. 54. لَيْسَ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ فَقِيْرًا بَلِ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ بَخِيْلًا Laisal aibu liman kaana faqiiran, balil aibu liman kaana bakhiilan Bukanlah cela itu bagi orang yang fakir, tapi cela itu terletak pada orang yang kikir. 55. لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِي قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلِ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ Laisal yatiimu alladzi qad maata waaliduhu, balil yatiimu yatiimul ilmi wal adabi Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi sebenarnya yatim itu adalah yatim ilmu dan budi pekerti. 56. لِكُلِّ عَمَلٍ ثَوَابٌ وَلِكُلِّ كَلَامٍ جَوَابٌ Likulli amalin tsawaabun, wa likulli kalaamin jawaabun Setiap pekerjaan itu ada balasannya, dan setiap perkataan itu ada jawabannya. 57. وَعَامِلِ النَّاسَ بِمَا تُحِبُّ مِنْهُ دَائِمًا Wa aamilin naasa bimaa tuhibbu minhu daaiman Dan selalu pergaulilah manusia itu dengan apa-apa yang engkau sukai daripadanya. 58. هَلَكَ امْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ Halakam ru-un lam ya’rif qadrahu Hancurlah seseorang yang tidak tahu kapasitas dirinya sendiri. 59. رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ Ra’sudz dzunuubi al-kadzibu Pangkal dosa itu adalah kebohongan. 60. مَنْ ظَلَمَ ظُلِمَ Man zalama zulima Barang siapa menganiaya niscaya akan dianiaya. ************* 61. لَيْسَ الجَمَالُ بِأَثْوَابٍ تُزَيِّنُنَا إِنَّ الجَمَالَ جَمَالُ العِلْمِ وَالأَدَبِ Laisal jamaalu bi atswaabin tuzayyinunaa, innal jamaala jamaalul ilmi wal adabi Bukanlah kecantikan itu dengan pakaian yang menghias kita, sesungguhnya kecantikan itu ialah kecantikan dengan ilmu dan kesopanan. 62. لاَ تَكُنْ رَطْبًا فَتُعْصَرَ وَلاَ يَابِسًا فَتُكَسَّرَ Laa takun rathban fa tu’shara, wa laa yaabisan fa tukassara Janganlah engkau bersikap lemah sehingga engkau akan diperas, dan janganlah pula bersikap keras, sehingga engkau akan dipatahkan. Seimbanglah dalam segala urusan. 63. مَنْ أَعَانَكَ عَلىَ الشَّرِّ ظَلَمَكَ Man a’aanaka alasy syarri zalamaka Barang siapa menolongmu dalam kejahatan maka ia telah menzalimimu. 64. أَخِي لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ Akhii, lan tanaalal ilma illaa bi sittatin, saunbiika an tafshiilihaa bi bayaanin Zakaa-un wa hirshun wajtihaadun wa dirhamun wa shuhbatu ustaadzin wa thuulu zamaanin Saudaraku! Kamu tidak akan mendapatkan ilmu, kecuali dengan enam perkara, akan aku beritahukan perinciannya dengan jelas 1. Kecerdasan 2. Ketamakan terhadap ilmu 3. Kesungguhan 4. Harta benda bekal 5. Mempergauli guru bermuamalah dengan baik 6. Waktu yang panjang 65. العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلًا Al-amalu yaj’alus sha’ba sahlan Bekerja itu membuat yang sukar menjadi mudah. 66. مَنْ تَأَنَّى نَالَ مَا تَمَنَّى Man ta-annaa naala maa tamannaa Barang siapa berhati-hati niscaya mendapatkan apa-apa yang ia cita-citakan. 67. اُطْلُبِ العِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ Uthlubil ilma walaw bish shiin Carilah/tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina. 68. النَّظَافَةُ مِنَ الإِيْمَانِ An-Nazhaafatu minal iimaan Kebersihan itu sebagian dari iman. 69. إِذَا كَبُرَ المَطْلُوْبُ قَلَّ المُسَاعِدُ Idzaa kabural mathluubu qallal musaa’idu Kalau besar permintaannya maka sedikitlah penolongnya. 70. لاَ خَيْرَ فِيْ لَذَّةٍ تَعْقِبُ نَدَمًا Laa khaira fi ladzzatin ta’qibu nadaman Tidak ada baiknya sesuatu keenakan yang diiringi oleh penyesalan. 71. تَنْظِيْمُ العَمَلِ يُوَفِّرُ نِصْفَ الوَقْتِ Tanzhiimul amali yuwaffiru nishfal waqti Pengaturan manajemen pekerjaan itu memperbanyak separohnya waktu. 72. رُبَّ أَخٍ لَمْ تَلِدْهُ وَالِدَةٌ Rubba akhin lam talidhu waalidatun Ada banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh satu ibu. 73. دَاوُوْا الغَضَبَ بِالصُّمْتِ Daawul ghadhaba bis shumti Obatilah kemarahan itu dengan diam. 74. الكَلَامُ يَنْفُذُ مَا لَا تَنْفُذُهُ الإِبَرُ Al-Kalaamu yanfudzu maa laa tanfudzuhul ibaru Perkataan itu dapat menembus apa yang tidak bisa ditembus oleh jarum. 75. لَيْسَ كُلُّ مَا يَلْمَعُ ذَهَبًا Laisa kullu maa yalma’u dzahaban Tidak semua yang mengkilat itu emas. 76. سِيْرَةُ المَرْءِ تُنْبِئُ عَنْ سَرِيْرَتِهِ Siiratul mar-i tunbi-u an sariiratihi Gerak-gerik seseorang itu menunjukkan rahasianya. 77. قِيْمِةُ المَرْءِ بِقَدْرِ مَا يُحْسِنُهُ Qiimatul mar-i bi qadri maa yuhsinuhu Nilai seseorang itu sebesar kebaikan yang telah diperbuatnya. 78. صَدِيْقُكَ مَنْ أَبْكَاكَ لَا مَنْ أَضْحَكَكَ Shadiiquka man abkaaka laa man adhhakaka Temanmu ialah orang yang membuatmu menangis, bukan yang membuatmu tertawa. 79. عَثْرَةُ القَدَمِ أَسْلَمُ مِنْ عَثْرَةِ اللِّسَانِ Atsratul qadami aslamu min atsratil lisaani Tergelincirnya kaki itu lebih selamat daripada tergelincirnya lidah. 80. خَيْرُ الكَلَامِ مَا قَلَّ وَدَلَّ Khairul kalaami maa qalla wa dalla Sebaik-baik perkataan itu ialah yang sedikit dan memberi makna yang jelas. 81. كُلُّ شَيْئٍ إِذَا كَثُرَ رَخُصَ إِلاَّ الأَدَبَ Kullu syai-in idza katsura rakhusha illal adaba Segala sesuatu apabila banyak menjadi murah, kecuali budi pekerti. 82. أَوَّلُ الغَضَبِ جُنُوْنٌ وَآخِرُهُ نَدَمٌ Awwalul ghadhabi junuunun wa aakhiruhu nadamun Permulaan marah itu adalah kegilaan dan akhirnya adalah penyesalan. 83. العَبْدُ يُضْرَبُ بِالعَصَا وَالحُرُّ تَكْفِيْهِ الإِشَارَةُ Al-Abdu yudhrabu bil ashaa wal hurru takfiihil isyaaratu Hamba sahaya itu harus dipukul dulu dengan tongkat supaya mengerti, tapi orang yang merdeka bukan budak itu cukuplah baginya isyarat. 84. اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلاَ تَنْظُرْ مَنْ قَالَ Unzhur maa qaala wa laa tanzhur man qaala Lihatlah apa yang dikatakan dan janganlah lihat siapa yang mengatakan. 85. الحَسُوْدُ لاَ يَسُوْدُ Al-hasuudu laa yasuudu Orang yang pendengki itu tidak akan menjadi mulia. 86. الأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا Al-A’maalu bi khawaatimihaa Tiap-tiap pekerjaan itu dengan penyelesaiannya. Hendaknya diselesaikan sampai tuntas Ilahilas - Syair Abu Nawas 87. إِلَهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلَا وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ Ilaahii lastu lil firdausi ahlaa Wa laa aqwaa alan naaril jahiimi Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ العَظِيْمِ Fahab lii taubataw waghfir dzunuubii Fainnaka ghaafirudz dzanbil azhiimi Maka berilah aku taubat ampunan dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ فَهَبْ ليِ تَوْبَةً يَا ذَا الجَلَالِ Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali Fahab lii taubatay yaa dzal jalaali Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki نَاقِصٌ فيِ كُلِّ يَوْمٍ وَذَنْبِيْ زَائِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِ Wa umrii naaqisun fii kulli yaumin Wa dzanbii zaa-idun kaifah timaalii Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku terus bertambah, bagaimana aku عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ Ilaahii abdukal aashii ataaka Muqirran bidz dzunuubi wa qad da’aaka Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu, dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَاكَ أَهْلُ وَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُوْ سِوَاكَ Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlu Wa in tathrud fa man narjuu siwaaka Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang bisa mengampuni. Namun jika Engkau menolak, kepada siapa lagi kami mengharap selain kepada Engkau? لِلإِمَامِ الشَافِعِيِّ المُتَوَفَّى سنة ٢۰٤ هـ في المُعَاشَرَةِ Syair Imam Syafii Wafat 204 H Tentang Bergaul إِذَا المَرْءُ لاَ يَرْعَـاكَ إِلاَّ تَكَلُّفًا فَدَعْهُ وَلَا تُكْثِرْ عَلَيْهِ تَأَسُّفَــا فَفِي النَاسِ أَبْدَالٌ وَفِي التَرْكِ رَاحَةٌ وَفِي القَلْبِ صَبْرٌ لِلْحَبِيْبِ وَلَوْ جَفَا فَمَـا كُلُّ مَنْ تَهْوَاهُ يَهْوَاكَ قَلْبُهُ وَلَا كُلُّ مَنْ صَافَيْتَهُ لَكَ قَدْ صَفَا إِذَا لَمْ يَكُنْ صَفْوُ الوِدَادِ طَبِيْعَةً فَلَا خَيْرَ فيِ وُدٍّ يَجِيْءُ تَكَلُّفَــا وَلَا خَيْرَ فِـيْ خِلٍّ يَخُوْنُ خَلِيْلَهُ وَيَلْقَاكَ مِنْ بَعْدِ المَوَدَّةِ بِالجَفَــا وَيُنْكِرُ عَهْدًا قَدْ تَقَـادَمَ عَهْدُهُ وَيُظْهِرُ سِرًّا كَانَ بِالأَمْسِ فِيْ خَفَـا سَلَامٌ عَلَى الدُّنْيَا إِذَا لَمْ يَكُنْ بِهَا صَدِيْقٌ صَدُوْقٌ صَادِقُ الوَعْدِ مُنْصِفَا Terjemahan Jika seseorang tidak bersikap baik padamu melainkan hanya berpura-pura. Maka tinggalkanlah ia dan janganlah terlalu banyak kasihan kepadanya. Karena ada banyak yang bisa menggantikannya, dan dengan meninggalkannya akan ada ketenangan bagimu. Lagi pula di dalam hati akan tetap ada kesabaran untuk kekasih walaupun sulit. Karena tidaklah semua orang yang engkau senangi itu, hatinya menyenangimu. Dan tidak pula semua orang yang engkau tulus mencintainya, tulus mencintaimu. Jika cinta itu tak lagi tulus, maka ketahuilah bahwa tak ada kebaikan pada cinta yang datang dari kepalsuan. Dan tak ada kebaikan pada orang yang mengkhianati sahabatnya. Ia datang kepadamu membawa kebencian, sebagai balasan atas segala cinta yang ada. Ia ingkari janji yang telah lama berlaku. Ia bongkar semua rahasia yang dulu tersembunyi. Selamat tinggal dunia, jika tak ada lagi teman yang jujur, menepati janji, dan adil. Syarah / Penjelasan dan Kesimpulan Dalam bergaul, kita akan menemui berbagai tipe orang, ada orang yang mencintai kita, namun tak jarang ada pula orang yang hanya terlihat’ mencintai kita. Imam Syafi’i memberi nasehat agar kita selalu hati-hati, karena tidak semua orang yang kita cintai dengan tulus itu juga tulus kepada kita. Orang yang tak tulus ini layak untuk kita tinggal, karena tidak ada kebaikan pada cinta yang datang dari kepalsuan. Lagi pula kita pasti akan mendapatkan pengganti baginya, karena masih banyak manusia di dunia ini yang tulus. Salah satu perilaku orang yang tak tulus dalam mencinta adalah orang ini biasanya akan berubah 180 derajat tatkala ia sudah tak merasa perlu untuk melanjutkan kepura-puraan cintanya, karakter aslinya akan muncul, semua janji yang ia buat sendiri akan ia ingkari, bahkan semua rahasia yang selama ini tersembunyi pun akan ia beberkan. Manusia-manusia tipe ini layak untuk dijauhi! Dunia ini membutuhkan orang-orang yang tulus, jauh dari kepura-puraan, orang yang menepati janji, lagi adil. Maka tak ada lagi indahnya dunia ini jika hanya diisi oleh orang-orang yang penuh kepalsuan dan kepura-puraan. Pesan moral Tak semua orang yang engkau cintai itu tulus mencintaimu, maka hati-hatilah, kenalilah karakter asli dari orang-orang di sekitarmu! Kata kunci transliterasi Takalluf, Taassuf, walau jafaa, yahwaaka qalbuhu, shafaa, khil yakhuunu khalil, mawaddah, salaamun alad dunya, shadiq shaduq, munshif .

mahfudzot kelas 4 dan artinya